Penyebutan “belanda” dan variasinya menunjukkan bahwa sirsak (dari bahasa Belanda: zuurzak, berarti “kantung asam”) menandakan bahwa buah ini masuk ke Indonesia pada masa pemerintah kolonial Hindia-Belanda menginfasi Nusantara pada abad ke-19.
Dan selama ini masyarakat terbuai, kanker hanya bisa diobati dengan chemotherapy (terapi kemo).
Padahal, buah dan daun Sirsak (Graviola) berdasarkan hasil sejumlah penelitian, mampu membunuh sel kanker yang kekuatannya sepuluh ribu kali lipat lebih ampuh dibanding terapi kemo.
Diam-diam pabrik obat terbesar di Amerika melakukan riset buah yang di Brazil disebut “Graviola“, di Inggris “Soursop” dan di Spanyol “Guana Bana” ini.
Namun besarnya biaya riset membuat penemuan besar ini sengaja disembunyikan, sambil mencoba melakukan kloning atas buah ini agar penemuannya bisa dipatenkan.
Khasiat buah dan daun sirsak memberikan efek anti tumor/kanker yang sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker.
Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai anti bakteri, anti jamur (fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stress, dan menormalkan kembali system syaraf yang kurang baik. Adalah Health Science Institute di Amerika yang membuka tabir gelap ini.
“Sirsak, pohon ajaib yang banyak tumbuh di hutan Amazon akan mengubah cara berpikir Anda, dokter Anda, bahkan Dunia, mengenai proses penyembuhan kanker dan harapan kesembuhan yang luar biasa,” tulis Health Science Institute.
Sumber berita sangat mengejutkan ini berasal dari pabrik farmasi terbesar di Amerika. Buah Graviola diuji di lebih dari 20 laboratorium, sejak tahun 1970-an sampai beberapa tahun berikutnya.
Hasil test dari ekstrak (sari) buah ini adalah secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, diantaranya kanker: Usus Besar, Payudara, Prostat, Paru-Paru dan Pankreas.
“Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan Adriamicin dan Terapi Kemo yang biasa di gunakan,” tulis laporan riset itu.
Tidak Membunuh Sel Sehat
Jawabnya adalah: begitu mudah kesehatan kita dan kehidupan kita yang selama ini telah dikendalikan oleh elite dunia yang memiliki uang dan kekuasaan. Salah satu perusahaan obat terbesar di Amerika dengan omzet milyaran dollar melakukan riset luar biasa pada pohon Graviola yang tumbuh di hutan Amazon ini.
Ternyata beberapa bagian dari pohon ini yaitu: kulit kayu, akar, daun, daging buah dan bijinya, selama berabad-abad telah menjadi obat bagi suku Indian di Amerika Selatan untuk menyembuhkan: sakit jantung, asma, masalah liver (hati) dan reumatik.
Dengan bukti-bukti ilmiah yang minim, perusahaan mengucurkan dana dan sumber daya manusia yang sangat besar guna melakukan riset dan aneka pengujian. Hasilnya sangat mencengangkan. Graviola secara ilmiah terbukti sebagai mesin pembunuh sel kanker!
Tidak Dapat Dipatenkan Maka Tidak Dipublikasikan
Namun mirip Cannabis atau Ganja yang juga banyak gunanya termasuk dapat menghancurkan sel kanker, kini kisah Graviola hampir berakhir sama di sini. Kenapa? Karena dibawah undang-undang federal, sumber bahan alami untuk obat tidak bisa dipatenkan.
Mengapa sirsak tak dapat dipatenkan seperti juga cannabis atau ganja?? Karena keduanya berasal dari tumbuhan alami, tanpa suatu proses apapun, keduanya sudah mujarab dalam membasmi sel kanker dan beberapa penyakit lainnya yang selama ini tak tersembuhkan.
Artinya, untuk meraih suatu patent, perusahaan harus dapat membuat tanaman ini sedikit berbeda dari tanaman alami, misalnya dengan meng-kloning atau melakukan rekayasa genetika lainnya.
Maka perusahaan farmasi yang dikuasai para elit dunia berusaha sekuat tenaga dengan biaya sangat besar untuk mengkloning Graviola ini agar bisa dipatenkan sehingga bisa meraup keuntungan besar.
Tapi semua itu sia-sia, oleh karenanya, perusahaan menghadapi masalah besar. Tanpa patent, berarti tak ada uang trilyunan dollar yang dapat diraup oleh para elit penguasa farmasi dunia.
Bahkan bagi mereka akan lebih parah, karena setiap orang akan dapat menanam tanaman obat yang sangat berkhasiat ini di halaman rumahnya masing-masing dan artinya masyarakat dapat memiliki obat di pekarangan mereka sendiri.
Usaha para elit farmasi dunia ini tidak berhasil. Graviola tidak bisa dikloning. Perusahaan gigit jari setelah mengeluarkan dana milyaran dollar untuk riset dan aneka pengujian.
Ketika mimpi untuk mendapatkan keuntungan lebih besar berangsur-angsur memudar, kegiatan riset dan test juga berhenti. Bahkan lebih parah lagi, perusahaan menutup proyek ini dan memutuskan untuk tidak mempublikasikan hasil riset ini.
Beruntunglah, ada salah seorang Ilmuwan dari tim riset tidak tega melihat kekejaman ini terjadi. Dengan mengorbankan karirnya, dia menghubungi sebuah perusahaan yang biasa mengumpulkan bahan-bahan alami dari hutan amazon untuk pembuatan obat.
Ketika para pakar riset dari Health Science Institute mendengar berita keajaiban Graviola, mereka mulai melakukan riset.
Hasilnya sangat mengejutkan. Graviola memang terbukti sebagai pohon pembunuh sel kanker yang efektif!
The National Cancer Institute mulai melakukan riset ilmiah yang pertama pada tahun 1976. Hasilnya membuktikan bahwa daun dan batang kayu Graviola mampu menyerang dan menghancurkan sel-sel jahat kanker. Sayangnya hasil ini hanya untuk keperluan intern dan tidak dipublikasikan.
Sejak 1976, Graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yang luar biasa pada uji coba yang dilakukan oleh 20 Laboratorium Independence yang berbeda.
Suatu study yang dipublikasikan oleh The Journal of Natural Products menyatakan, studi yang dilakukan oleh Catholic University di Korea Selatan, menyebutkan salah satu unsur kimia yang terkandung di dalam Graviola, mampu memilih, membedakan dan membunuh sel kanker Usus Besar dengan 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan adriamicin dan terapi kemo.
Penemuan yang paling mencolok dari study Catholic University ini adalah: Graviola bisa menyeleksi memilih dan membunuh hanya sel jahat kanker, sedangkan sel yang sehat tidak terganggu.
Graviola tidak seperti terapi kemo yang tidak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat, maka sel-sel reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh terapi kemo, sehingga timbul efek negatif: rasa mual dan rambut rontok.
Sebuah study di Purdue University membuktikan, daun Graviola mampu membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel kanker: prostate, pancreas, dan paru-paru.
sumber:
- forum.viva.co.id
- indocropcircles.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar