Home » » Penyadapan dan Perang Siber ( Cyberwar )

Penyadapan dan Perang Siber ( Cyberwar )

Posted by Serba Serbi on 21/11/13

perang cyber
Gara-gara bocornya dokumen tentang penyadapan Presiden SBY dan pejabat negara oleh Australia dan Amerika Serikat, banyak sekali tanggapan dan respon yang muncul dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia.

Tak ketinggalan muncul aksi meretas situs-situs negara Australia secara acak oleh komunitas Hacker yang mengatas namakan Nasionalisme. Berbagai slogan penyamangat Nasionalisme dalam berbagai forum mewarnai berita Penyadapan ini.
Ajakan dari berbagai kelompok hacker untuk meretas situs pemerintahan Australia rupanya menjadi hal yang menarik bagi seorang Jim Geovedi.

Jim Geovedi : I am good at creating problems, suggesting high level conspiracies, cursing, spell-castings and pretending to be a genius.

Nasionalisme yang dikoar-koarkan beberapa "hacker" di indonesia ditanggapi Jim Geovedi dengan santai.
Berikut tanggapannya terkait aksi perang siber ( cyberwar ) :

perang cyber
Terima kasih untuk kalian yang sudah mengirimkan pesan kepada saya lewat surel, Twitter, Facebook dan SMS. Ini tanggapan saya untuk semua pertanyaan, pernyataan dan ajakan kalian.
Ya, saya serius.

Perang siber adalah istilah yang besar dan serius

Apa saja aktivitas dalam sebuah perang siber (cyberwar)? Jika mengikuti definisi "perang" secara umum yang disesuaikan dengan media siber, maka ada beberapa hal yang akan terjadi.

Pertama, akan terjadi serangan yang memakan korban, dalam hal ini adalah serangan terhadap sistem komputer yang sangat berbahaya dan menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Jika hanya menimbulkan kerugian material, sebuah aksi ekonomi pun bisa menimbulkan kerugian dalam jumlah besar, oleh karena itu kerugian material belum bisa menjadi indikasi terjadinya sebuah perang siber.
Kedua, sebuah aksi perang siber harus bersifat instrumental (punya tujuan). Dalam konfrontasi militer, satu pihak akan memaksakan pihak yang berseberangan untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan.
Ketiga, perang siber harus bersifat politik. Deklarasi perang adalah mutlak hak istimewa pemimpin negara dan bukan hak anak-anak yang bahkan belum punya hak pilih dalam pemilihan umum di negaranya walaupun mereka meyakini aksi mereka adalah untuk kepentingan negara dan bangsa.
Sampai hari ini, belum satupun serangan siber yang memenuhi persyaratan tersebut. Tidak satu pun. Belum ada seorang manusia yang menjadi korban seketika sebagai akibat serangan siber. Belum ada satu negara pun yang menyatakan perang siber secara resmi. Bahkan belum ada para pelaku penyerangan siber (yang disponsori oleh negara) ke negara lain secara terang-terangan mengakui aksinya.

Penyadapan, penyusupan dan pengintaian bukanlah hal baru

Telik sandi (mata-mata) bukanlah mahluk-mahluk yang baru "tercipta" semata-mata untuk peperangan. Mereka ada bahkan ketika negara sedang dalam kondisi aman dan tenteram.
Tidak ada satu negara pun yang tidak memiliki telik sandi atau tidak menguasai kemampuan memata-matai.

Penyadapan, penyusupan dan pengintaian tidak selalu bergantung terhadap teknologi

Walaupun teknologi sering menjadi alat bantu maupun menjadi target, bukan berarti penyadapan bergantung terhadap penguasaan teknologi. Banyak metode konvensional yang dapat dilakukan, salah satunya adalah perekrutan agen ganda.
Jika anda tertarik dengan teknik persandian, mengapa tidak bergabung dengan Lemsaneg? Indonesia membutuhkan banyak telik sandi.

Ada pihak-pihak yang lebih berwenang

Percaya ada tidak, Indonesia punya pihak-pihak yang lebih berwenang dan lebih mampu untuk menangani masalah ini. Permasalahan bilateral antar negara tidak semudah layaknya permasalahan dua RT yang sedang berselisih paham.
Jika anda merasa pemerintah tidak kompeten dalam mengurusi permasalahan ini, silakan melakukan protes kepada para petinggi negara dan tidak melakukan tindakan sporadis yang justru akan membahayakan hubungan negara.
Jika masih bersikeras, silakan pikirkan beberapa hal berikut:

  • Coba untuk tidak munafik dan tidak jadi pahlawan kesiangan, penyadapan bukan hal baru, Indonesia juga melakukannya.
  • Informasi penyadapan diperoleh dari dokumen yang dibocorkan Edward Snowden. Sebelum dokumen tersebut bocor, apakah kalian menyadari aktivitas memata-matai antar kedua negara telah terjadi?
  • Akibat aktivitas serangan siber lebih banyak merugikan pihak-pihak yang tidak bersalah maupun terlibat dalam kegiatan mata-mata. Jika anda adalah pihak yang merasa tidak terlibat namun menjadi korban, apakah anda bisa tidur tenang malam ini?

Apa yang bisa anda lakukan?

Mudah saja.

  • Membayar pajak dan mengawasi pengunaannya. Galakkan pemberantasan korupsi di segala bidang.
  • Tetap tenang dan tidak terpengaruh pemberitaan dari media kacangan yang penuh dengan agenda.
  • Hentikan semua aksi yang meminta saya atau orang lain melakukan tindakan bodoh.

Simpan pidato nasionalisme kalian buat Pemilu tahun depan

Saya tidak punya rasa nasionalisme?
Benar, saya tidak punya lagi. Dulu pernah punya, tapi sedikit.
Ketika punya sedikit, saya pernah khilaf dengan selalu membela para hacker dari anggapan miring media dan masyarakat luas dan telah berusaha meyakinkan banyak orang bahwa profesi hacker bisa menghasilkan pendapatan yang mungkin lebih dari cukup. Juga pernah khilaf karena berusaha meyakinkan pemerintah Indonesia untuk bisa merangkul hacker dan menjadikannya aset pertahanan negara serta lupa diri dengan menyampaikan materi seputar kewaspadaan keamanan informasi keliling Indonesia, di ratusan acara seminar dan konferensi.
Jadi benar, saya tidak punya rasa nasionalisme seperti halnya para pejabat yang korup dan wakil rakyat yang kalian pilih.
Apa? Kamu belum pernah menggunakan hak pilih?

Sumber : GitHub

Nah....... buat yang punya rasa nasionalisme, gunakan hak pilihmu pada PILPRES 2014 besok.


0 komentar:

Sering Dibaca

INGKUNG KLUWEK