Studi para ilmuwan itu bahkan menunjukkan pembalikan kutub medan magnet Bumi ini bisa terjadi lebih cepat dari perkiraan tersebut.
Medan magnet bumi sejatinya telah berulang kali berubah kutub sepanjang sejarah Bumi. Jika prediksi para ilmuwan itu menjadi kenyataan, maka pembalikan kutub medan magnet ini membuat semua kompas akan menunjuk ke selatan. Bukan lagi ke utara sebagaimana berlaku sejak ribuan tahun lalu hingga sekarang ini.
Dua kutub magnet selalu dihubungkan oleh medan magnet yang menyerupai batangan-batangan. Magnet bumi memiliki intensitas yang tetap sama selama ribuan bahkan jutaan tahun. Namun, karena alasan yang belum bisa dijelaskan, kini intensitas medan magnet Bumi menurun drastis dan arahnya mulai berbalik.
Studi baru tim ilmuwan dari Italia, Prancis, Universitas Columbia, dan Universitas California, Berkeley, menunjukkan bahwa pembalikan terakhir kutub medan magnet terjadi pada 786 ribu tahun yang lalu. Kala itu terjadi sangat cepat. Kurang dari 100 tahun.
“Ini sangat menakjubkan betapa cepat kita melihat pembalikan itu. Data paleontologi tersaji sangat baik,” kata sarjana Universitas California Berkeley, Courtney Sprain, sebagaimana dikutip Dream dari laman Daily Mail, Kamis 16 Okober 2014.
Data itu merupakan salah satu catatan terbaik untuk mengetahui bagaimana dan seberapa cepat pembalikan ini bisa terjadi. Para ilmuwan ini akan mempublikasikan hasil penelitian ini pada November mendatang dalam Geophysical Journal International. Sparin dan Direktur Pusat Geochronology Berkeley, Paul Renne, merupakan penulis dalam studi tersebut.
Para ilmuwan itu menduga pembalikan kutub magnet bumi ini akan terjadi lebih cepat karena bukti baru menunjukkan bahwa intensitas medan magnet Bumi menurun 10 kali lebih cepat dari biasanya.
Pembalikan kutub medan magnet merupakan peristiwa besar di planet yang didorong oleh konveksi pada inti besi Bumi. Namun tidak ada bencana yang didokumentasikan terkait dengan pembalikan kutub magnet yang terakhir kali terjadi. Meskipun banyak yang mencari catatan dampaknya terhadap geologi dan biologis.
Sekarang, pembalikan kutub medan magnet Bumi semacam itu berpotensi mengacaukan jaringan listrik di Bumi. Dan bahkan kemungkinan besar listrik di Bumi akan padam.
Medan magnet Bumi ini telah melindungi manusia dari partikel berenergi matahari dan sinar kosmik, yang keduanya bisa menimbulkan mutasi genetik. Sementara, melemahnya atau menghilangnya medan magnet untuk sementara menjelang pembalikan permanen kutub magnet Bumi bisa meningkatkan risiko kanker.
Bahaya bagi kehidupan di Bumi akan lebih besar jika pembalikan kutub magnet didahului dengan periode ketidakstabilan yang lama. “Kita harus berpikir lebih terhadap efek biologis yang akan terjadi,” ujar Renne.
“Yang luar biasa adalah bahwa Anda melewati pembalikan kutub magnet ke kondisi normal dengan tidak terjadi apa-apa, yang itu artinya itu harus terjadi dengan sangat cepat, mungkin kurang dari 100 tahun,” tambah Renne.
"Kami tidak tahu apakah pembalikan berikutnya akan terjadi tiba-tiba seperti yang terjadi kali ini, tetapi kami juga tidak tahu apakah itu tidak akan terjadi.”
Ada atau tidaknya dampak pembalikan medan magnet ini terhadap peradaban modern, yang jelas peristiwa ini akan membantu para peneliti untuk memahami bagaimana dan mengapa medan magnet Bumi secara periodik kutubnya berbalik.
Catatan magnetik yang diperoleh tim peneliti Italia menunjukkan pembalikan 180 derajat medan magnet Bumi secara tiba-tiba itu didahului oleh ketidakstabilan yang terjadi selama 6.000 tahun.
Ketidakstabilan itu termasuk interval kekuatan medan magnet rendah yang masing-masing berlangsung sekitar 2.000 tahun. Perubahan yang cepat medan magnet mungkin terjadi dalam interval pertama.
Sumber: Dream.co.id
0 komentar:
Posting Komentar