Home » » Menengok Tugu Watu - Prompong, Purwokerto

Menengok Tugu Watu - Prompong, Purwokerto

Posted by Serba Serbi on 25/03/14

Bagi warga Baturaden - Banyumas dan sekitarnya pasti tidak asing dengan nama Tugu Watu yang sering disebut Monumen Prompong, saat ini biasanya menjadi tempat kencan atau ketemuan muda-mudi. Tugu yang begitu kokoh melambangkan kerasnya perjuangan rakyat Indonesia khususnya wilayah Banyumas dalam melawan penjajah.

Tugu Watu terletak di Grumbul Prompong Desa Kutasari Kecamatan Baturaden Banyumas tepatnya di pertigaan Jalan Kutasari. Dari pusat kota Purwokerto berjarak sekitar 4 km ke arah utara menuju Lokawisata Baturaden.

Tugu Watu adalah sebuah monumen yang berbentuk batu kurang beraturan, yang diletakkan di atas penyangga berbentuk silinder dengan diameter silinder 200 cm dan tinggi silinder 140 cm. Monumen ini dibangun pada tahun 1979 oleh para eks Pasukan Pelajar Indonesia Merdeka atau yang lebih dikenal dengan Pasukan IMAM( Indonesia Merdeka atau Mati ), untuk mengenang sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya dari Pasukan IMAM dalam mengusir penjajah yang ingin kembali berkuasa di Indonesia.

Monumen berbentuk batu menggambarkan kekerasan dan ketahanan daya juang masyarakat Indonesia dalam menghadapi penjajahan. Ketahanan dan daya juang itu tidak akan lekang dan luntur oleh jaman.

Penyangga berbentul silinder bermakna bahwa perjuangan untuk mewujudkan cita cita dan mendukung semangat anti penjajahan itu tiada akhirnya, karena silinder tidak memiliki tepi. Selain itu kebersamaan dan persaudaraan masyarakat dalam mendukung semangat perjuangan terdiri dari semua lapisan, mereka tidak boleh terkotak-kotak apalagi sampai tercerai berai.

Monumen ini dibuat untuk mengenang pertempuran sengit yang terjadi di Grumbul Prompong, Desa Kutasari, Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas pada tanggal 8 Agustus 1947 antara Tentara Belanda dengan PASUKAN PELAJAR INDONESIA MERDEKA ATAU MERDEKA ( I.M.A.M ). Dalam pertempuran tersebut gugur 2 ( dua ) orang putra bangsa dari pasukan IMAM yaitu Mohammad Besar dan Soeparto, serta 2 ( dua ) orang laskar Hizbullah dan 5 ( lima ) orang penduduk setempat.

Pertempuran tanggal 8 Agustus 1947, terjadi secara tiba-tiba yang mengejutkan pasukan IMAM dibawah pimpinan Mohammad Besar. Pada pagi hari itu diawali dengan gempuran meriam yang dipandu oleh pesawat Capung, disusul tembakan brent dari kejauhan. Itu adalah pembukaan yang biasa terjadi dalam awal pertempuran, tetapi apa yang menyusul kemudian, sungguh diluar dugaan. Biasanya Belanda selalu mengandalkan keunggulan peralatan seperti tank dan Panser. Tetapi dalam pertempuran di Prompong mereka datang dengan merayap dan menyelinap, tanpa sekalipun mengeluarkan tembakan. Pasukan IMAM  nyaris terjebak. Keadaan dan situasi yang mendadak inipun harus dihadapi. Akhirnya pertempuran jarak dekatpun terjadi dengan sengit di tengah ladang jagung milik penduduk. Karena kalah jumlah dan kalah persenjataan akhirnya pasukan IMAM pun perlahan lahan mundur sembari membawa jenasah para korban, yang diantaranya diketahui pimpinan mereka Mohamma Besar dan Soeparto.
Untuk mengenang jasa Beliau dibangunlah Monumen Prompong atau Tugu Watu dan nama Mohammad Besar diabadikan menjadi nama jalan di Kutasari Baturaden.

sumber : @, #, &


0 komentar:

Sering Dibaca

INGKUNG KLUWEK