Dua hari lalu saya masih menjumpai iklan dari salah satu operator CDMA Smartfren di televisi.
Iklan yang saya pikir menyesatkan konsumen karena kabar bakal matinya CDMA sudah beredar beberapa bulan lalu dan bagi masyarakat tentu belum semuanya mendengar rencana matinya teknologi CDMA ini.
Teknologi Code Division Multiple Access atau CDMA sebentar lagi akan mati. Padahal, di Indonesia teknologi tersebut masih jamak digunakan.
Di Indonesia, sebenarnya banyak vendor telekomunikasi yang masih menggunakan CDMA sebagai basis jaringan mereka. Penggunanya pun juga tidak sedikit, hal ini yang kemudian membuat CDMA tetap tumbuh subur di sini.
Pemerintah melalui Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonot Harsono. juga menyebutkan bahwa umur CDMA di Indonesia tinggal menghitung hari. Padahal, jika dibandingkan, sebenarnya CDMA juga tidak kalah dibandingkan GSM yang jumlah penggunanya lebih banyak.
Satu per satu, operator fixed wireless access (FWA) rontok, tak kuat menahan persaingan yang makin sulit. Keterbatasan wilayah, dan sempitnya frekuensi hingga layanan yang kurang optimal menjadi kendala utama operator FW. Dimulai dari Hepi milik Smartfren (dulu Mobile-8 Telecom) yang sejak kelahirannya memang kurang berkembang dan hanya sekedar kompensasi dari pemerintah atas penggunaan pita 800 MHz untuk operator FWA lainnya yang dipindah dari pita 1.900 MHz.
Menyusul Hepi, kemudian Telkom Flexi yang segera digulung oleh manajemen Telkom mulai tahun depan. Hal itu sudah dikatakan oleh Dirut Telkom Arief Yahya bahwa pelanggan Telkom Flexi akan digeser ke Telkomsel. Namun begitu, menurut Arief, Telkom tidak bisa serta merta mengambil keputusan karena tetap masih menunggu kebijakan dari pemerintah. Flexi sendiri merupakan pelopor layanan FWA yang dibentuk pada 2002.
FWA sebenarnya hanya ada di Indonesia. Layanan seluler mobilitas terbatas itu merupakan buah dari kompromi regulator kepada Telkom atas makin rendahnya minat masyarakat pada telepon rumah (PSTN).
FWA sebenarnya adalah teknologi seluler yang dikerdilkan oleh regulasi, terutama dari sisi mobilitas. Identiknya FWA dengan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) tak bisa dilepaskan dari keinginan pemerintah yang berkeinginan untuk mengembangkan jaringan tetap lokal (Jartaplok) secara masif.
Namun, pemilihan teknologi inilah yang dianggap simalakama karena CDMA 2000 di International Telecommunication Union (ITU) sudah dikategorikan sebagai IMT-2000 atau 3G.Tetapi, karena izin dikantongi pemain Jartaplok, maka teknologinya dipasung tidak boleh roaming dan tidak boleh bergerak diluar kode wilayah.
Operator FWA lainnya, yang sudah menyatakan akan menghapus layanan telepon akses nirkabel tersebut adalah Indosat StarOne. Seperti yang dikatakan President Director and CEO Indosat Alexander Rusli, bahwa StarOne kemungkinan juga dihapus dan semuanya diselulerkan.
Vendor perangkat tersebut sudah setop produksi karena memang di negara lain, teknologi tersebut sudah jarang atau bahkan tidak dipakai. Bila benar sudah tidak produksi lagi, maka operator CDMA harus segera bermigrasi ke LTE, dan itu artinya, handset lama yang masih berteknologi CDMA sudah tidak terpakai lagi.
Menurut Deputi CEO Smartfren Telecom Djoko Tata Ibrahim, setiap harinya sekitar 1.000 unit handset terjual, padahal kapasitas produksi vendor juga terbatas. Maka, operator seperti Smartfren pun harus segera menyiapkan dana yang tidak sedikit untuk segera bermigrasi ke LTE bila tidak ingin gulung tikar. Penggantian BTS, handset pelanggan, dan infrastruktur pendukung lainnya tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Pelayanan selama proses migrasi pun diprediksi akan terganggu.
Lantas siapakah yang akan dirugikan dengan matinya CDMA ? Tentunya pihak yang sangat dirugikan adalah konsumen. Untuk itulah mari sama-sama menjadi konsumen yang cerdas.
sumber
1 komentar:
Lalu untuk konsumen yg sudah membeli cdma bagaimana nasib nya... seharusnya pemerintah pikirkan dlu sebelum ambil tindakan... krn pemerintah pun pasti melihat masih bnyak melihat iklan penjualan handset yg berbasis CDMA... jika kebijakan pemerintah kenapa tidak menstop iklan dll malah membiarkan semata" pemerintah mendapatkan keuntungan juga... dan masyarakat yg di rugikan... sy sampaikan demikian krn kasihan melihat org yg sudah membeli dgn hrpan bisa mempunyai handphone tanpa merogoh kocek lebih... menurut sy cdma lebih merakyat dr pd Gsm... sama saja pemerintah hanya melihat serta membela org yg menengah ke atas saja... jgn lupa cdma memakai jaringan EVDO yg kecepatannya hampir sama dengan 4G milik LTE... dengan kata lain LTE sedang mencoba menghilangkan saingannya agar laku di pasaran.. permainan bisnis banget ini bukan pemerintah... thanks
Posting Komentar